Hubungan Antara Agama dengan Ilmu Pengetahuan

Irfan Saifulloh
Universitas Gunadarma
Ahmad Nasher
Pengertian Ilmu dan AgamaIlmu dan agama sulit untuk diartikan bersamaan. Berikut ini merupakanuraian dari keduanya :


Pengertian Ilmu

Suatu ilmu harus bersifat empiris (hasil dari panca indera/percobaan),sistematis (memeiliki keterkaitan yang teratur), objektif (bukan hasil prasangka),analitis dan verifikatif (bertujuan mencari kebenaran ilmiah). Ilmu memiliki  pokok  persoalan  (objek)  dan  focus  perhatian.  Sebagai contoh ilmu alam. Ilmualam memiliki pokok persoalan terkait dengan alam dengan beberapa fokus perhatian seperti fisika, kimia, biologi, dll.Secara etimologi ilmu berasal dari kata “ilm” (Bahasa Arab), Science  (Bahasa inggris)  atau Scientia  (Bahasa Latin) yang  mengandung kata kerja scire yang berarti tahu atau mengetahui.
Lalu apa perbedaan ilmudengan pengetahuan? Pengetahuan yang merupakan padan kata dari knowledge merupakan kumpulan fakta–fakta, sedangkan ilmu adalah pengetahuan ilmiah/sistematis. Kumpulan fakta–fakta tersebut merupakan bahandasar dari suatu ilmu, sehingga pengetahuan belum dapat dikatakan sebagai ilmu,namun ilmu pasti merupakan pengetahuan.Secara garis besar, ilmu merupakan suatu kumpulan proses denganmenggunakan suatu metode ilmiah yang menghasilkan suatu pengetahuan yangsistematis.

Pengertian Agama


Agama disebut dengan istilah din. Dalam bahasa Semit, din berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab kata ini mengandung artimenguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.Bila lafal din disebutkan dalam rangkaian din-ullah, maka dipandangdatangnya agama itu dari Allah, bila disebut dinunnabi dipandang nabilah yang melahirkan dan  menyiarkan, bila disebut dinul-ummah, karena dipandangmanusialah yang diwajibkan memeluk dan menjalankan. Ad-din bisa juga berarti syari‟ah: yaitu nama bagi peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang telah disyari‟atkan oleh Allah selengkapnya atau prinsip-prinsipnya saja, dan dibedakankepada kaum muslimin untuk melaksanakannya, dalam mengikat hubunganmereka dengan Allah dan dengan manusia. Ad-din berarti millah, yaitu mengikat. Maksud agama ialah untuk mempersatukan segala pemeluk-pemeluknya,dan mengikat mereka dalam suatu ikatan yang erat sehingga merupakan batu pembangunan,  atau  mengingat  bahwa, hukum-hukum  agama  itu  dibukukan  atau didewankan. Ad-din berarti nasihat, seperti dalam hadis dari Tamim ad-Dari R.A. bahwa Nabi SAW bersabda: Ad-dinu nasihah. Para sahabat bertanya: “YaRasulullah, bagi siapa?” Beliau menjelaskan: “Bagi Allah dan kitab Nya, bagi Rasul  Nya  dan  bagi  para  pemimpin  muslimin  dan  bagi  seluruh  muslimin.” (HR.Muslim, Abu Dawud, Nasa‟i dan Ahmad).
 Jadi agama adalah sesuatu yangditurunkan Pencipta manusia melalui utusannya yang mengajarkan cara danaturan hidup serta apa yang ada di alam semesta.

Pembagian Agama
Pembagian Agama menurut ahmad Abdullah al-masdoosi dapat dikelompokkan menjadi empat:
1.      Revealed and non-Revealed Religions. Revealed Religion (Agama wahyu) adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para rasul-Nya, dan kepada Kitab-kitab-Nya serta pesannya untuk disebarkan kepada segenap ummat manusia. Sedangkan non-revealed religion adalah agama yang tidak memandang esensial penyerahan manusia kepada kepada tata aturan ilahi. Menurut al-masdoosi, yang termasuk revealed religion adalah Yudaisme, Kristen, dan Islam.
2.      Agama Missionary dan Agama non-missionary, Sir TW. Arnold memasukkan budhisme, Kristen, dan Islam pada golongan agama missionary, sedangkan Yudaisme, Brahmanisme, dan Zoroasterianissme dimasukkan pada golongan non-missionary. Adapun menurut al-masdoosi, baik agama Nasrani maupun Budhisme, ditinjau dari segi ajarannya yang asli, bukanlah tergolong agama missionary, sebagaimana juga agama lainnya (selain Islam). Menurutnya hanya Islam-lah ajaran yang asli merupakan agama missionary. Namun dalam perkembanganya ternyata bahwa baik agama Nasrani maupun Budhisme menjadai agama missionary.
3.      Geoghraphical-racial and universal, Ditinjau dari segi rasial dan geografikal, agama-agama di dunia dapat dikelompokkan menjadi tiga: (1). Semitik; ialah agama Yahudi, agama Nasrani dan agama Islam; (2). Arya; ialah Hinduisme, Jainisme, Sikhisme, dan Zoroasterianisme; (3). Non semitik Monggolian; ialah Confusianisme, Taoisme, dan Sinthoisme.
4.      Agama Samawi dan Agama Non-Samawi, Agama merupakan satu sistem credo (tata keimanan) dan sistem ritus (tata peribadatan), juga suatu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribatan.
Ditinjau dari segi sumbernya, maka agama dapat dibedakan menjadi dua:
1.      Agama samawi, seperti agama langit, agama wahyu, agama profetis, revealed religion, Di>n al-Samawy
2.      Agama Budaya; adalah agama bumi, agama filsafat, agama ra’yu, non-revealed religion, natural religion

HUBUNGAN ILMU DENGAN AGAMA
Agama dan ilmu sangatlah saling terkait karena orang yang banyak ilmunya apabila tanpa di topang oleh agama semua ilmu tidak akan membawa kemaslahatan umat, sebagai contoh negara- negara maju yang sangat gigih mendalami ilmu dan teknologi, tetapi sering menjadi sumber pemicu terjadinya peperangan, begitupun juga orang yang sangat sibuk dengan belajar agama ,tetapi tidak mau menggali ilmu dan pengetahuan alam disekitar kita , maka akan mengalami kemunduran , sedangkan untuk mencapai kebahgiaaan akhirat haruslah banyak berbut/beribadah dalam hal untuk kemajuaan umat, apa jadinya apabila semua umat berkutik di ritualitas saja, ini adalah suatu pertanyaan gambaran yang menyedihkan.
Seperti halnya dengan ilmu dan filsafat, agama tidak hanya untuk agama, melainkan untuk diterapkan dalam kehidupan dengan segala aspeknya. Pengetahuan dan kebenaran agama yang berisikan kepercayaan dan nilai- nilai dalam kehidupan, dapat dijadikan sumber dalam menentukan tujuan dan pandangan hidup manusia, dan sampai kepada prilaku manuisitu sendiri.
Dalam agama sekurang – kurangnya ada empat ciri yang dapat kita kemukakan, yaitu :
Adanya kepercayaan terhadap yang gaib, kudus, dan maha agung, dan pencipta alam semesta (Tuhan) Melakukam hubungan dengan hal- hal diatas,dengan berbagai cara. Seperti dengan mengadakan acara – acara ritual, pemujaan, pengabdian, dan, doa. Adanya uatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh setiap penganutnya. Menganut ajaran Islam, ajaran tersebut diturunkan oleh Tuhan rtidak langsung kepada seluruh umat manusia, melainkan kepada Nabi – nabi dan rasulnya. Maka menurut ajaran islam adanya rosul dan kitab suci merupakan ciri khas dari pada agama.
Agama berbeda dengan sains dan filsafat karena agama menekankan keterlibatan pribadi, walaupun kita dapat sepakat tidak ada definisi agama yang dapat diterima secara universal. Kemajuan spritual manusia dapat diukur dengan tinggi nilai yang tak terbatas yang ia berikan kepada objek yang ia sembah. Seorang yang religius merasakan adanya kewajiban yang tak bersyarat terhadap zat yang ia anggap sebagai sumber yang tertinggi bagi kepribadian dan kebaikan.
Wilayah ilmu berbeda dengan wilayah agama. Jangankan ilmu, akal saja tidak sanggup mengadili agama. Para ulama sekalipun, meski mereka meyakini kebenaran yang dianut tetapi tetap tidak berani mengklaim kebenaran yang dianutnya, oleh karena i-tu mereka selalu menutup pendapatnya dengan kalimat wallohu a`lamu bissawab, bahwa hanya Allahlah yang lebih tahu mana yang benar. Agama berhubungan dengan Tuhan, ilmu berhubungan dengan alam, agama membersihkan hati, ilmu mencerdaskan otak, agama diterima dengan iman, ilmu diterima dengan logika.
Meski demikian, dalam sejarah manusia, ilmu dan agama selalu tarik menarik dan berinteraksi satu sama lain. Terkadang antara keduanya akur, bekerjasama atau sama-sama kerja, terkadang saling menyerang dan menghakimi sebagai sesat, agama memandang ilmu sebagai sesat, sebaliknya ilmu memandang perilaku keagamaan sebagai kedunguan.
Belakangan fenomena menunjukkan bahwa kepongahan ilmu tumbang di depan keagungan spiritualitas, sehinga bukan saja tidak bertengkar tetapi antara keduanya terjadi perkawinan. Sangat menarik bahwa Nabi Muhammad sendiri mengatakan bahwa, kemulian seorang mukmin itu diukur dari agamanya, kehormatannya diukur dari akalnya dan martabatnya diukur dari akhlaknya. Ketika nabi ditanya tentang amal yang paling utama, hingga lima kali nabi tetap menjawab husn al khuluq, yakni akhlak yang baik yaitu sekuat mungkin jangan marah.
Agama maupun filsafat berhubungan dengan realitas yang sama. Kedua-duanya terdiri dari subjek-subjek yang serupa dan sama-sama melaporkan prinsip-prinsip tertinggi wujud. Keduanya juga melaporkan tujuan puncak yang diciptakan demi manusia yaitu kebahagiaan tertinggi. Filsafat memberikan laporan berdasarkan persepsi intelektual. Sedangkan agama memaparkan laporannya berdasarkan imajinasi. Dalam setiap hal yang didemonstrasikan oleh filsafat, agama memakai metode-metode persuasivfe untuk menjelaskannya.
Agama berusaha membawa tiruan-tiruan kebenaran filosofis sedekat mungkin dengan esensi mereka. Filsafat dan agama merupakan pendekatan mendasar menuju pada kebenaran. Filsafat dapat digambarkan sebagai ilmu tentang realitas yang didasarkan atas metode demonstrasi yang meyakinkan, suatu metode yang merupakan gabungan dari intuisi intelektual dan putusan logis yang pasti. Berdasarkan alasan ini, filsafat lantas disebut sebagai ilmu dari segala ilmu, induk dari segala ilmu, kebijaksanaan dari segala kebijaksanaan, dan seni dari segala seni.
Kesimpulan :
Jadi akan lebih baik jika kita dapat memahami lebih mendalam tentang keterkaitan antara ilmu dengan agama, agar tidak ada keraguan tentang hubungan keduanya, dan dapat mengetahui kebesaran Allah SWT sebagai pencipta kehidupan. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu..Agama dan Ilmu Pengetahuan mempunyai peran masing-masing yang sangat mendukung satu sama lain untuk memberikan kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna.


Referensi :



0 komentar: