Nama
:
Irfan Saifulloh (18116286)
Kelas
: 1KA29
Nama Dosen : Junaedi
Abdillah
Manusia Dan Cinta Kasih
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga karya tulis ini dapat tersusun hingga selesai .
Dan harapan kami semoga karya tulis ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi karya tulis ini agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
kami berharap semoga Karya tulis ilmiah tentang “Manusia Dan Cinta Kasih” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Daftar
Isi
Bab
IV Manusia dan Cinta Kasih
I
Pendahuluan
II
Latar Belakang
4.1
Pengertian Cinta Kasih
4.1.1 Unsur – Unsur tentang cinta
4.1.2 Unsur – Unsur dalam segitiga cinta
4.1.3 Beberapa tingkatan cinta
4.2
Cinta Menurut Ajaran Agama
4.2.1 Bentuk – bentuk cinta
4.2.2 Ayat Al-Qur’an tentang cinta dan kasih sayang
4.2.3 Macam – Macam cinta dan kasih dari orang tua
4.2.4 Contoh – contoh kasih sayang
4.3
Kemesraan
4.3.1 Pengertian Kemesraan
4.3.2 Puisi tentang kemesraan
4.4
Pemujaan
4.5
Belas Kasihan
4.5.1 Cara – cara menumpahkan belas kasihan
4.6
Cinta Kasih Erotis
III
Kesimpulan dan saran
IV
Daftar Pustaka
I
Pendahuluan
II
Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia dilahirkan oleh Tuhan memiliki perassan, terutama
perasaan cinta. Kebanyakan orang melihat masalah cinta ini pertama-tama sebagai
masalah dicintai, lebih daripada itu masalah yang dicintai yaitu masalah
kemampuan orang untuk mencinta, maka masalahnya bagi mereka ialah bagaimana
supaya dicintai. Setiap orang membutuhkan cinta dan kasih sayang.
Cinta bukanlah hubungan dengan seseorang tertentu. Cinta adalah sikap sesuatu
orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan dunia keseluruhan,
bukan menuju sesuatu objek cinta.
Cinta merupakan pengalaman yang sangat menarik yang pernah kita alami dalam
hidup ini. Sangat disesali, orang pada umumnya masih bingung akan apakah cinta
itu sesungguhnya.
Begitupun dengan kasih sering sekali kita terkecoh bahkan sulit untuk
membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat
tertarik mengambil judul makalah Manusia dan Cinta Kasih, agar dapat membatu
kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan Cinta Kasih yang selalu menjadi
bahan perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah ada akhirnya.
4.1
Pengertian Cinta Kasih
Ada
beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih, yaitu:
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S.
Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang
(kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan
kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas
kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata
kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih
dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai
dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara
keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang
rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan
rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari
cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
1. Erich Fromm (1983: 24-27) dalam
bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama
member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling tinggi dari
kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya
manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar tertentu,
yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
2. Sarlito W. Sarwono mengemukakan
bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu ketertarikan, keintiman, dan
kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala
prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan
tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak
lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan
dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan
adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama
tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga
unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada
maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
3. Secara
sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur
terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan
belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung
jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling
menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
4.1.1
Unsur – unsur tentang cinta
1.
Keterikatan
Adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau
pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, ada uang sedikit beli hadiah untuk
dia.
2.
Tanggung Jawab
Cinta harus melahirkan sikap bertanggungjawab terhadap objek yang dicintai.
Orang tua yang mencintai anaknya, akan bertanggung jawab akan kesejahteraan
material, spiritual dan masa depan anaknya. Suami yang mencintai isterinya,
akan bertanggung jawab akan kesejahteraan dan kebahagiaan rumah tangganya.
3.
Kemesraan
Adanya rasa rindu kalau jauh atau lama tak bertemu, adalnya ungkapan rasa
sayang dan seterusnya.
4.1.2
Unsur – unsur dalam segitiga cinta
1.
Intimasi
Intimasi adalah aspek emosi dari cinta. Intimasi pada awal
hubungan tumbuh dengan baik, tapi kalau tidak dirawat bisa menurun ke titik
nol. Bila relasi dan komunikasi tidak bertumbuh dengan baik intimasi menjadi
mati.
2.
Passion atau gairah
Ini adalah sisi motivasi dari segitiga cinta itu. Sisi gairah ini
punya peranan penting bagi perkembangan fisiologis dan keinginan yang kuat
untuk bersatu dengan yang dicintai. Pada mulanya passion bertumbuh cepat dan
sangat kuat, sampai tidak lama kemudian passion ini jadi kebiasaan. Passion
punya segi motivasi yang berkekuatan positif. Inilah yang memikat anda kepada
seseorang. Ini cepat berkembang dan bisa juga cepat mati. Sisi negatifnya
adalah jika hubungan sudah saling menyakitkan maka daya tarik tadi lama kelamaan
memudar.
3.
Sisi komitmen
Ini merupakan sisi kognitif dari cinta. Komitmen adalah tekad
untuk memelihara cinta. Komitmen ini bertumbuh mulai dari taraf nol saat
pertama kali bertemu dengan yang dicintai, dan bertumbuh ketika semakin saling
mengenal satu dengan lainnya. Kuncinya saling mengenal dan menghargai. Bila
relasi melemah maka komitmen juga cenderung melemah.
4.1.3
Beberapa tingaktan cinta
Cinta memiliki berbagai macam tingkatan. Semua itu berdasarkan besarnya
perasaan cinta yang dimiliki, ini adalah beberapa tingaktan cinta menurut
beberapa sumber yang saya kumpulkan:
Menurut
Abdullah Nasih ulwan, cinta memiliki tiga tingatan:
-
Cinta tingkat tertinggi, yaitu
cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya.
- Cinta Tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat.
- Cinta tingkat terendah, ialah cinta yang lebih mengutamakan cinta kepada keluarga, harta dan masalah dunia dari pada mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Tiga tingkatan cinta itu berdasarkan Firman Allah Pada surat
At-Taubah [9]:24
“Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”(Qs. At Taubah[9]:24).
Dari
ketiga tingkatan cinta tersebut kemudian di sederhanakan lagi menjadi dua
bagian cinta. Yaitu cinta kepada sesama makhluk dan cinta kepada Allah swt.
a.
Cinta Kepada Makhluk
Cinta kepada sesama makhluk pada hakekatnya harus menjadi
personifikasi cinta kepada Allah SWT. Artinya, ketika kita mencintai saudara
kita, anak-anak, orang tua, pekerjaan dan yang lainnya, maka cinta-cinta ini
harus disandarkan pada kecintaan kita kepada Allah SWT. Sering timbul
pertanyaan, bagaimana mencintai seseorang karena kita mencintai karena Allah.
Contoh sederhana yang dapat kita pelajari misalnya; ketika laki-laki mencintai wanita karena Allah maka sang laki-laki harus berlaku jujur, setia, mengasihi dan tidak melakukan sesuatu yang di benci Allah, yaitu bermaksiat.
Contoh sederhana yang dapat kita pelajari misalnya; ketika laki-laki mencintai wanita karena Allah maka sang laki-laki harus berlaku jujur, setia, mengasihi dan tidak melakukan sesuatu yang di benci Allah, yaitu bermaksiat.
b.
Cinta Kepada Allah SWT
Mencintai Allah adalah cinta dalam tingkatan yang paling tinggi.
Mencintai Allah berarti tidak memberi kesempatan kepada jiwa untuk mencintai
yang lain. Seperti tergambar dalam sebuah ayat:
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”. Qs. Al-Baqarah [2]:165
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”. Qs. Al-Baqarah [2]:165
Menurut
ibnu al-arabi
Mari kita simak pendapat Ibnu al-arabi (tokoh filosofo islam) mengenai rasa cinta. Ibnu al-araby membagi cinta pada 3 tingkatan, yaitu:
Mari kita simak pendapat Ibnu al-arabi (tokoh filosofo islam) mengenai rasa cinta. Ibnu al-araby membagi cinta pada 3 tingkatan, yaitu:
1.Cinta
Natural
Cinta ini bersifat subjektif, kita lebih mementingkan keuntungan
diri sendiri. Contohnya, kita dapat mencintai seseorang karna dia telah
menolong kita, berbuat baik pada kita. Seperti cintanya seekor kucing pada
majikannya karna telah merawatnya.
2.Cinta Supranatural
Cinta ini brsifat objektif, tanpa pamrih. dimana kita akan
mencintai seseorang dengan tulus tanpa mengharapkan timbal balik walau masih
ada muatan subjektif. Contohnya seperti cintanya seorang ibu pada anaknya, ia
rela berkorban apapun dan bgaimanapun caranya demi kebaikan anaknya walaupun
tanpa ada balasan (rasa cinta) dari anaknya tersebut. Pada tingkat inilah kita
akan mulai memahami pepatah yang menyabutkan “CINTA TAK HARUS MEMILIKI”
3.Cinta
Ilahi
Inilah kesempurnaan dari rasa cinta. Kita tidak hanya akan
mendahulukan kepentingan objek yand kita cintai,. Lebih dari itu, ketika kita
telah mencapai tingkatan ini kita tidak akan lagi melihat diri kita sebagai
sesuatu yang kita miliki, penyerahan secara penuh, sirnanya kepentingan
pribadi. Kita merasa bahwa apapun yang kita miliki adalah milik objek yang kita
cintai.
4.2
Cinta menurut ajaran agama
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah
tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih
mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengkan
dengan lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek
kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini,
agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
4.2.1
Bentuk – bentuk cinta
Cinta memang suatu perasaan yang tidak mungkin manusia untuk tidak
merasakannya. Ada berbagai bentuk cinta dalam kehidupan manusia dan setiap
bentuk cinta tersebut memiliki perbedaan meskipun pada dasarnya semua bentuk
cinta adalah sama. Berikut ini adalah bentuk-bentuk cinta menurut pandangan
islam dan para ulama:
1.
Cinta
kepada Allah SWT
Cinta yang paling tinggi dalam kehidupan manusia terutama umat
islam adalah cinta kepada Allah SWT sang pencipta segala isi bumi dan semesta
dan yang maha memiliki cinta. Umat muslim yang mencintai Allah akan merasa
bahwa sebagai hamba Nya kita tidak dapat hidup tanpa adanya kasih sayang dan
cinta dari Allah SWT. Maka dari itu, mencintai allah SWT adalah mutlak bagi
setiap umat muslim.
Orang
yang mencintai tentunya akan melakukan segala sesuatu untuk yang dicintainya,
termasuk jika seorang mukmin mencintai Allah SWT. Ia akan selalu berusaha untuk
mengikuti segala perintahnya dan menjauhi larangannya. Sebagaimana yang
disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 165 berikut
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَىالَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Dan
diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman mereka sangat mencintai Allah.” (QS al-Baqarah: 165)
Dan
jika seseorang tidak lagi memiliki rasa cinta pada Allah SWt apalagi ajarannya
maka tertutuplah hatinya
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah:
“Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai
dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Surah ali-Imran: 31)
2.
Cinta
Terhadap Alam Sekitar
Setelah mencintai Allah yang merupakan pencipta dari seluruh isi
alam semesta maka seorang hamba yang memiliki rasa cinta pada Allah SWT juga
akan mencintai segala yang diciptakannya dan berusaha menjaganya (baca tujuan
penciptaan manusia).
Sebagaimana kita tahu bahwa Allah SWT memerintahkan umatnya untuk
senantiasa menhaga lingkungan sekitar dari kerusakan karena sesungguhnya Allah
menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi yang akan melindungi alam dan
memanfaatkannya dengan baik (baca hakikat penciptaan manusia). Rasa cinta
pada alam sekitar dapat diwududkan dengan menjaga kebersihan lingkungan,
menyayangi tumbuhan serta menyayangi hewan. Perbuatan manusia menyakiti hewan
atau tumbuhan serta merusak alam adalah hal yang dibenci Allah SWT dan bukan
merupakan rasa cinta yang ada dan ditanam dalam hati manusia.
3.
Cinta
Terhadap Sesama Manusia
Cinta adalah fitrah dan mencintai sesama manusia juga merupakan
suatu fitrah yang diberikan Allah SWT. Dalam ajaran atau syaruat Islam,
cinta kepada manusia adalah seharusnya merupakan perwijudan dari cinta kepada
Allah SWT. Dapat dikatakan jika seseorang mencintai Allah SWt maka ia pun akan
mencintai manusia lainnya dan hal inilah yang mendorong manusia untuk berbuat
baik kepada sesamanya atau yang dikenal dengan akhlak. Allah juga menyebutkan
dalam Alqur’an bahwa Allah menciptakan manusia agar dapat saling mengenal dan
mengasihi. Sebagaimana Allah berfirman dalam yat berikut ini
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِأَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Wahai
manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, dan menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang
yang paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah ialah orang-orang yang
paling takwa di antara kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (QS Al-Hujurat:13).
4.2.2
Ayat Al-Qur’an tentang cinta dan kasih sayang
Ayat
Al Quran tentang cinta sejati wajib direnungi maknanya. Berisi tentang
emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Perasaan yang tidak
ada seorangpun bisa mengetahui kapan datangnya, bahkan sang pemilik perasaan
sekalipun. Jika kita sudah mengenalnya, kita akan menjadi orang yang paling
berbahagia di dunia dan akhirat. Namun, bila tak terbalas, seseorang akan
merasa sedih dan akan kehilangan gairah hidup. Dengan kata mutiara cinta,
seseorang bisa belajar untuk menghargai sesama, serta berusaha untuk melindungi
yang dicintai.
Cinta sejati kepada Allah Ta’ala dan Nabi SAW merupakan anugerah
yang tak ternilai harganya. Rasa tersebut tidak dapat diucapkan dengan
kata-kata, tidak dapat dideskripsikan dengan bahasa apapun. Ayat Al Quran
tentang cinta menjelaskan sebuah perasaan dari dalam sanubari lubuk hati yang
terdalam. Sehingga bisa membawa melayang dengan mimpi indah dan kebahagiaan.
Berikut ini adalah beberapa ayat Al Quran tentang cinta dan kasih sayang:
1.
“Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang”. (Al-Fatihah: 1)
2.
“Katakanlah (Wahai Rasulullah),
Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu”. (Ali Imron: 31)
3.
“Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan
di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”. (Ali Imron:14)
4.
“Hai manusia, bertakwalah
kepada Tuhan-mu Yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan darinya Dia
menciptakan jodohnya, dan mengembang-biakan dari keduanya banyak laki-laki dan
perempuan; dan bertakwalah kepada Allah swt. yang dengan nama-Nya kamu saling
bertanya, terutama mengenai hubungan tali kekerabatan. Sesungguhnya Allah swt.
adalah pengawas atas kamu”. (An Nisa: 1)
5.
“Dan diantara tanda-tanda
kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”. (Ar-Ruum: 21)
6.
“Dan nikahkanlah orang-orang
yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka
miskin, maka Allah Swt akan mengkayakan mereka. Dan Allah Maha Luas
(pemberianNya) dan Maha Mengetahui”. (An Nur: 32)
7.
“Dan segala sesuatu kami
jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah”. (Adz
Dzariyaat: 49)
Ayat Al Quran tentang cinta dan kasih sayang sebenarnya tidaklah
selalu terkait dengan usia. Seringkali justru manusia merasa semakin kekanakan
dikala usia bertambah tua. Karena kedewasaan bukan semata hanya dipandang dalam
kemapanan hidup saja. Atau dipandang dalam bertambahnya pengalaman yang
dimiliki. Kedewasaan jauh lebih bermakna dibandingkan hanya sekedar materi dan
kuantitas. Kedewasaan adalah masalah kualitas dalam kita berpikir, berkata, dan
berperilaku.
4.2.3
Macam – Macam cinta dan kasih dari orang tua
Macam-macam
cinta kasih dari orang tua :
1.
Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
2.
Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
3.
Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
4.
Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.
4.2.4
Contoh – contoh kasih sayang
Contoh-contoh
tentang kasih sayang :
1. Cinta
kasih antar orang tua dan anak. Orang tua yang memperhatikan dan
memenuhi kebutuhan anaknya, berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak.
Mereka selalu mengharapkan agar anaknya menjadi orang baik dan berguna di
kemudian hari.
2.
Cinta kasih antara pria dan wanita. Seseorang pria menaruh perhatian
terhadap seorang gadis dengan perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi
memberikan seuntaian mawar merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis
itu.
3.
Cinta kasih antara manusia. Apabila seorang sahabat berkunjung ke
rumah kawannya yang sedang sakit dan membawa obat kepadanya berarti bahwa
sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya yang sakit itu.
4. Cinta
kasih antara manusia dan Tuhan. Apabila seorang taat beribadah, menurut
perintah tuhan, dan menjauhi larangan-Nya, orang itu mempunyai cinta kasih
kepada tuhan penciptanya.
5. Cinta
kasih manusia terhadap lingkungan. Apabila seseorang menciptakan taman yang
indah, memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya,
menanam tanah gundul dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena
atau dikatakan bahwa orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan
hidupnya.
4.3
Kemesraan
4.3.1
Pengertian kemesraan
Kemesraan berasal
dari kata dasar 'mesra', yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan
adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang
dimabuk asmaramaupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan merupakan
perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan
pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta.
Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat
menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya.
4.3.2
Puisi tentang kemesraan
Suatu
hari
Dikala
kita duduk ditepi pantai
Dan
memandang ombak dilautan yang kian menepi
Burung
camar terbang
Bermain
diderunya air
Suara
alam ini
Hangatkan
jiwa kita
Sementara
Sinar
surya perlahan mulai tenggelam
Suara
gitarmu
Mengalunkan
melodi tentang cinta
Ada
hati
Membara
erat bersatu
Getar
seluruh jiwa
Tercurah
saat itu
Kemesraan
ini
Janganlah
cepat berlalu
Kemesraan
ini
Inginku
kenang selalu
Hatiku
damai
Jiwaku
tentram di samping mu
Hatiku
damai
Jiwa
ku tentram Bersamamu
4.4
Pemujaan
Salah satu mannifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang
diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada
Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
4.5
Belas Kasihan
Belas kasih (composian) adalah kebajikan
satu di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang
lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan
sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsip-prinsip dalam
filsafat, masyarakat, dan kepribadian.
4.5.1
Cara – cara menumpahkan belas kasihan
Berbagai
macam cara orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan
kondisi, seperti :
1.
Ada yang memberikan uang.
2.
Ada yang memberikan barang.
3.
ada yang memberikan pakaian, makanan dll.
4.6
Cinta Kasih Erotis
Cinta erotis adalah kehausan akan penyatuan sempurna akan
penyatuan dengan yang lainnya. Keinginan untuk bersatu dan berteman dengan
lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau untuk menenangkan suatu naluri
seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual.
Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh cinta kasih maka hanya
akan membawa pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan sementara saja.
Cinta kasih erotis, apabila benar-benar sebuah cinta sejati,
mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan
mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi lawan
jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua orang anak manusia berlainan jenis, yang
ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi kekosongan hidup dan sebagai teman
hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Kesimpulan
Cinta memang sesuatu yang indah dan mulia, hanya ukuran dan nilai
cinta berbeda beda. Cinta, khususnya antara dua pasang kekasih, terutama bila
terjadi diantara dua remaja, kaum muda, maka seolah seolah dunia ini hanya
mereka berdualah yang ada dan yang memilikinya.
Cinta yang menurut alur pikiran penulisnya, pencetus kisah
romantis dan melankolis ini dibumbui dengan liku liku percintaan yang mempunyai
ikatan kuat dan murni, sebuah cinta sejati.
Semua ini untuk menguras airmata pembacanya. Selalu indah penuh
pengorbaan dan mengharukan. Ini hanya sebuah kisah khayalan yang didramatisir.
Masih adakah cinta seperti itu pada kenyataan, khususnya jaman sekarang ? Dunia
yang makin maju kedepan dengan loncatan loncatan yang kadang mencengangkan
dalam segala bidang, terutama `arti kebebasan` yang justru sering digunakan
sebagai pintu gerbang untuk melewati batas batas yang seharusnya tetap dijaga
dan tidak dilanggar.
Daftar
Pustaka :
1. dalamislam
3. mohlimo